Dalil-Dalil Al-Qur'an Dan Hadits Tentang Akhlak
Akhlak dapat diartikan sebagai suatu tingkah laku, namun tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali saja ketika melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja. Seseorang dapat dikatakan berakhlak apabila timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat.
Menurut Islam, terdapat dua macam mengenai akhlak yaitu akhlakul karimah atau sering disebut dengan akhlak yang terpuji yaitu salah satu golongan macam akhlak yang harus dimiliki oleh setiap umat muslim. Adapun contoh macam akhlak tersebut diantaranya sikap rela berkorban, jujur, sopan, santun, tawakal, adil, sabar dan lain sebagainya. Sebagai umat muslim sudah seharusnya kita selalu menjaga akhlakuk karimah dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Dan akhlakul mazmumah atau akhlak tercela yaitu salah satu tindakan atau perilaku buruk yang harus dihindari. Hal ini harus dijauhi karena akhlakul mazmumah dapat mendatangkan mudharat bagi diri sendiri dan bahkan bagi orang lain. Contoh dari macam akhlak akhlakul mazmumah yaitu sombong, iri, dengki, takabur, aniaya, ghibah dan lain sebagainya. Dan sebagai orang muslim sudah seharusnya kita menghindari akhlakul mazmumah atau akhlak tercela.
Dalil-Dalil Al-Qur'an Tentang Akhlak
Anjuran untuk berahlak mulia bukan hanya sekedar dicontohkan Rasulullah SAW, namun juga tertera dalam Al Quran dan hadist. Oleh karena itu pentingnya akhlakul karimah dalam diri seseorang menjadi bukti bahwasanya Islam sangat menjunjung tinggi kebaikan umatnya agar senantiasa berperilaku dan bertindak sesuai syariat. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW turun ke bumi tak lain untuk menyempurnakan akhlak umatnya. Dan berikut ini ada dalil dalil Al-Qur'an yang menjelaskan mengenai yaitu:
- Surat Al-Ahzab Ayat 21
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
لَقَدْ كَا نَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَا نَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَا لْيَوْمَ الْاٰ خِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًا ۗ
laqod kaana lakum fii rosuulillaahi uswatun hasanatul limang kaana yarjulloha wal-yaumal-aakhiro wa zakarollaaha kasiiroo
Artinya: "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah."
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 21)
Di dalam surat Al-Ahzab ayat 21 pada intinya membicarakan mengenai Uswatun Hasanah, yang artinya suri tauladan yang baik pada diri Nabi Muhammad SAW. Sosok nabi Muhammad sendiri adalah maksum, artinya dijaga dan dipelihara langsung oleh Allah SWT dari dosa dan kesalahan sehingga pada diri beliau yang tersisa adalah akhlak mulia. Sehingga akhlak mulia pada diri Rasulullah SAW ini adalah teladan yang terbaik bagi seluruh umat manusia yang hendak meraih kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
- Surat Al-Baqarah Ayat 83
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
لَا تَعْبُدُوْنَ اِلَّا اللّٰهَ وَبِا لْوَا لِدَيْنِ اِحْسَا نًا وَّذِى الْقُرْبٰى وَا لْيَتٰمٰى وَا لْمَسٰکِيْنِ وَقُوْلُوْا لِلنَّا سِ حُسْنًا
laa ta'buduuna illalloha wa bil-waalidaini ihsaanaw wa zil-qurbaa wal-yataamaa wal-masaakiini wa quuluu lin-naasi husnan
Artinya: "Janganlah kamu menyembah selain Allah dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia,
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 83)
Dalam ayat tersebut intinya menjelaskan mengenai larangan syirik, dan kita diharuskan untuk berbuat baik kepada ibu bapak, kerabat, anak yatim, fakir miskin, mengucapkan kata" baik, jadi kita sebagai umat Islam diharuskan untuk melakukan hal-hal tersebut. Dan perilaku tersebut merupakan contoh-contoh akhlak yang mulia sehingga hal itu harus ada pada diri seorang muslim.
- Surat Ta-Ha Ayat 44
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
فَقُوْلَا لَهٗ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهٗ يَتَذَكَّرُ اَوْ يَخْشٰى
fa quulaa lahuu qoulal layyinal la'allahuu yatazakkaru au yakhsyaa
Artinya: "maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut."
(QS. Ta-Ha 20: Ayat 44)
Dalam ayat tersebut menerangkan tentang kisah pada zaman Raja Firaun namun yang dapat kita petik dari ayat tersebut adalah kita dianjurkan untuk senantiasa berkata-kata yang lemah lembut dan baik karena hal tersebut merupakan salah satu akhlak yang mulia yang senantiasa disukai oleh Allah SWT.
- Surat Fussilat Ayat 34
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَلَا تَسْتَوِى الْحَسَنَةُ وَ لَا السَّيِّئَةُ ۗ اِدْفَعْ بِا لَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ فَاِ ذَا الَّذِيْ بَيْنَكَ وَبَيْنَهٗ عَدَاوَةٌ كَاَ نَّهٗ وَلِيٌّ حَمِيْمٌ
wa laa tastawil-hasanatu wa las-sayyi`ah, idfa' billatii hiya ahsanu fa izallazii bainaka wa bainahuu 'adaawatung ka`annahuu waliyyun hamiim
Artinya: "Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan seperti teman yang setia."
(QS. Fussilat 41: Ayat 34)
Dalam ayat tersebut dapat kita ambil hikmahnya yaitu balaslah tindakan orang-orang yang berlaku buruk kepadamu dengan cara yang lebih baik, maka orang yang sebelumnya memiliki permusuhan denganmu, jika kamu menolak tindakan buruknya dengan kebaikan, menjadi seolah-olah teman yang dekat. Itu merupakan salah satu akhlak yang terpuji dan tentunya kita sebagai umat Islam dianjurkan untuk memiliki akhlak yang baik.
- Surat Al-Ma'idah Ayat 8
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّا مِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَآءَ بِا لْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰ نُ قَوْمٍ عَلٰۤى اَ لَّا تَعْدِلُوْا ۗ اِعْدِلُوْا ۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰى ۖ وَا تَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ بِۢمَا تَعْمَلُوْنَ
yaaa ayyuhallaziina aamanuu kuunuu qowwaamiina lillaahi syuhadaaa`a bil-qisthi wa laa yajrimannakum syana`aanu qoumin 'alaaa allaa ta'diluu, i'diluu, huwa aqrobu lit-taqwaa wattaqulloh, innalloha khobiirum bimaa ta'maluun
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 8)
Inti dalam ayat tersebut ialah kita harus bersikap adil dan tentunya sikap adil merupakan sikap yang terpuji. Namun dalam menegakkan kebenaran atau menegakkan keadilan itu harus tanpa pandang bulu, tanpa pandang kawan atau lawan, jika memang lawan yang benar kita akui kebenarannya, dan begitu juga sebaliknya.
- Surat Al-A'raf Ayat 199
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِا لْعُرْفِ وَاَ عْرِضْ عَنِ الْجٰهِلِيْنَ
khuzil-'afwa wa`mur bil-'urfi wa a'ridh 'anil-jaahiliin
Artinya: "Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 199)
Dalam surat al-a'raf ayat 199 di atas dapat kita ambil hikmahnya bahwa kita sebagai umat Islam harus senantiasa pemaaf karena sesungguhnya Allah jika memiliki sifat pemaaf. Sikap pemaaf bisa diartikan kan sikap yang terpuji yang tak hanya mendatangkan manfaat bagi diri sendiri tetapi juga bagi diri orang lain. Pemaaf ini artinya berbesar hati membebaskan seseorang dari tuntutan, denda, hukuman atau kebencian sekalipun karena perbuatan salah/keliru yang dilakukannya. Pemaaf ini adalah memberikan ampunan yang tulus pada mereka yang bersalah.
- Surat Al-Qalam Ayat 4
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَاِ نَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
wa innaka la'alaa khuluqin 'azhiim
Artinya: "Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur."
(QS. Al-Qalam 68: Ayat 4)
Pesan yang terkandung di dalam surah Al-Qalam ayat 4 adalah bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki akhlak atau budi pekerti yang sangat mulia. Dalam salah satu hadisnya, Rasulullah pernah berkata bahwa sesungguhnya ia diutus oleh Allah SWT untuk menyempurnakan akhlak yang baik.
- Surat Al-Isra' Ayat 37
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَلَا تَمْشِ فِى الْاَ رْضِ مَرَحًا ۚ اِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْاَ رْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَا لَ طُوْلًا
wa laa tamsyi fil-ardhi marohaa, innaka lang takhriqol-ardho wa lang tablughol-jibaala thuulaa
Artinya; "Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung."
(QS. Al-Isra' 17: Ayat 37)
Dalam ayat tersebut ditegaskan bahwasannya larangan untuk bersikap sombong karena sifat sombong merupakan sikap yang tidak terpuji yang sangat dibenci oleh Allah SWT maka dari itu kita sebagai umat Islam dianjurkan untuk menghindari sifat sombong. karena pada sejatinya sifat sombong dapat merugikan diri kita sendiri dan juga merugikan orang lain.
- Surat Al-Baqarah Ayat 45
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَا سْتَعِيْنُوْا بِا لصَّبْرِ وَا لصَّلٰوةِ ۗ وَاِ نَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَ ۙ
wasta'iinuu bish-shobri wash-sholaah, wa innahaa lakabiirotun illaa 'alal-khoosyi'iin
Artinya:. "Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan (sholat) itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,"
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 45)
Sabar adalah salah satu akhlak terpuji, karena dengan sabar kita bisa tenang menjalani hidup dan bisa menerima apapun keadaan kita, baik ketika tertimpa musibah maupun mendapatkan nikmat. Karena yang sesungguhnya sabar itu akan mendekatkan kita kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
- Surat Al-Isra' Ayat 53
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَقُلْ لِّعِبَا دِيْ يَقُوْلُوا الَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ ۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ ۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ كَا نَ لِلْاِ نْسَا نِ عَدُوًّا مُّبِيْنًا
wa qul li'ibaadii yaquulullatii hiya ahsan, innasy-syaithoona yangzaghu bainahum, innasy-syaithoona kaana lil-ingsaani 'aduwwam mubiinaa
Artinya: "Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sungguh, setan itu (selalu) menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sungguh, setan adalah musuh yang nyata bagi manusia."
(QS. Al-Isra' 17: Ayat 53)
Dalam ayat tersebut dapat kita petik makna yakni ketika kita berbicara maka ucapkanlah perkataan yang baik dan janganlah kalian mengucapkan perkataan yang buruk. dan ingatlah juga bahwa ketika kita hendak melaksanakan suatu hal kebaikan itu terkadang kita di hasut oleh setan untuk tidak melakukannya. Maka dari itu kita harus mampu untuk melawannya agar kita bisa selalu bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
Hadits Tentang Akhlak
Memang di dalam Al-Qur'an banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan tentang akhlak terpuji namun tidak hanya di Al-Qur'an tetapi di dalam hadis-hadis juga terdapat penjelasan mengenai akhlak. Jadi dapat kita maknai bahwa penting sekali bagi kehidupan kita untuk memiliki akhlak yang mulia. Oleh sebab itu hendaklah bagi kalian semua untuk memiliki sikap atau akhlak terpuji. Dan berikut ini adalah hadits-hadits yang menjelaskan tentang akhlak terpuji yaitu:
إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ.
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik. (HR. Ahmad)
قال رسولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- : "إِنَّ لِكُلِّ دِيْنِ خُلُقًا وَخُلُقُ الإسلامَ الْحَيَاءُ
Dari Anas -semoga Allah meridhoinya- dia berkata : Nabi -shalallahu 'alaihi wa sallam- bersabda : "Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islami adalah rasa malu." (HR. Ibnu Majah)
إِنَّ اللهَ كَرِيْمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ وَمَعَالِيَ اْلأَخْلاَقِ وَيُبْغِضُ سِفْسَافَهَا
“Sesungguhnya Allah Maha Pemurah menyukai kedermawanan dan akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah/hina. (HR. Bukhori, HR Muslim)
إنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلاَقًا
Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik akhlaknya. (HR. Ahmad)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا (الترمذى
“Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah ia yang memiliki akhlak terbaik. Yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik akhlaknya kepada pasangannya.” (Hadits riwayat Tirmidzi)
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ شَيْءٍ يُوضَعُ فِي الْمِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الْخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلَاةِ (الترمذي
Abu Darda’ meriwayatkan: Aku mendengar Nabi Muhammad saw berkata, “Tak ada yang lebih berat pada timbangan (Mizan, di hari Pembalasan) dari pada akhlak yang baik. Sungguh, orang yang berakhlak baik akan mencapai derajat orang yang berpuasa dan sholat.” (Hadits riwayat al-Tirmidzi)
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
“Aku adalah penjamin sebuah rumah di sekitar taman (surga) bagi seseorang yang meninggalkan perdebatan walaupun ia benar, penjamin rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta walaupun ia bercanda, juga menjadi penjamin sebuah rumah di surga paling atas bagi orang yang memiliki husnul khuluq.” (HR. Abu Dawud).
إِنَّ اللهَ كَرِيْمٌ يُحِبُّ الْكَرَمَ وَمَعَالِيَ اْلأَخْلاَقِ وَيُبْغِضُ سِفْسَافَهَا
“Sesungguhnya Allah Maha Pemurah menyukai kedermawanan dan akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah/hina.” [HR. Al-Hakim].
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ
“Sesungguhnya seorang mukmin akan mendapatkan kedudukan ahli puasa dan shalat dengan ahlak baiknya.” (HR. Abu Daud)
أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصِنِي قَالَ لَا تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ لَا تَغْضَبْ
“Seseorang berkata kepada Rasulullah saw, ‘Nasihati aku!’ Beliau bersabda, ‘Jangan marah!’ beliau mengulang beberapa kali, ‘Jangan marah!” (Bukhari).
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقاً
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling baik akhlaknya.”(Bukhori Muslim)
Kesimpulan
Akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja. Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Kemudian bagi teman-teman semuanya yang sudah membaca mengenai penjelasan di atas semoga hal tersebut dapat mempertebal keimanan dan ketakwaan kita salah satunya dengan cara memiliki akhlak terpuji yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.